Piodalan adalah suatu perayaan di pura atau kahyangan
yang dilaksanakan oleh para pangempon atau panyungsung pura tersebut. Piodalan pada suatu pura biasanya
dilaksanakan setiap 6 bulan sekali (bedasarkan pawukon atau wuku) dan
setiap 1 tahun sekali (bedasarkan sasih).
Piodalan di Pura Dalem Balingkang, Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani,
Kabupaten Bangli Bangli dilaksanakan setiap satu tahun sekali berdasarkan sasih
yaitu pada hari Purnama Kalima (purnama
bulan ke-5 dalam perhitungan kalender Bali) jatuh antara bulan Oktober sampai
November. Pada saat piodalan di Pura
Dalem Balingkang umat Hindu di seluruh pulau Bali maupun di luar pulau Bali
berduyun-duyun melaksanakan persembahyangan atau tirtayatra untuk memohon kesejahteraan dan kelancaran setiap usaha
yang digelutinya. Secara garis besar prosesi piodalan di Pura Dalem Balingkang yaitu :
1. Nanjeb Dana (Matur Piuning)
Nanjeb dana atau matur piuning dilakukan pada hari Purnama Kapat atau sebulan sebelum piodalan di Pura Dalem Balingkang.
Tujuan dari Nanjeb Dana yaitu memohon
kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Ida Bhatara-Bhatari di Pura Dalem
Balingkang). Agar Beliau berkenan untuk melimpahkan segala waranugraha-Nya kepada umat sedharma, khususnya pangempon Pura Dalem Balingkang dalam
pelaksanakan piodalan di Pura Dalem
Balingkang yang akan berlangsung. Nanjeb
Dana ditandai dengan menancapkan suwiran
dan ngunggahang tapakan linggih
sebagai tanda akan di laksanakannya piodalan.
Nanjeb Dana sering pula di sebut ngeker desa oleh masyarakat pangempon Pura Dalem Balingkang, yaitu
Desa Pakraman Pinggan.
2. Ngamedalang Ida Bhatara
Ngemedalang Ida Bhatara
di Pura Dalem Balingkang dilakukan pada saat malam hari yaitu tepat jam 12
malam (tengahinglatri). Ngemedalang
Ida Bhatara di Pura Dalem Balingkang tidak dilaksanakan apabila bertepatan
dengan rahina Pasah (:Tri Wara), Saniscara (:Sabtu) dan Soma (:Senin), hal ini berdasarkan Desa Kala Patra yang berlaku di Desa Pakraman Pinggan menganggap bahwa hari
tersebut merupah hari mati (hari tidak baik untuk melaksanakan upacara
keagamaan khususnya Dewa Yadnya). Hal
tersebut yang mempengaruhi lama tidaknya pelaksanaan piodalan di Pura Dalem Balingkang (nyejer). Pada saat piodalan
semua arca pralingga (Ida Bhatara) disthanakan di Pemaruman Agung yang berada di Madhya Mandala, kecuali Ida
Bhatara di palinggih Saraswati, Tanggun Titi, Ratu Ayu Mas Subandar, Jro
Kanginan, dan Jro Kawanan.
3. Mapeningan (Makiyis)
Mapeningan atau Makiyis biasanya dilalakukan di pura
beji atau sumber-sumber mata air (patirtan)
yang dipercaya memiliki nilai kesucian yang tinggi. Di samping itu juga makiyis biasanya dilakukan pada pura
yang mempunyai hubungan historis dengan
Pura Dalem Balingkang. Pelaksanaan makiyis
di Pura Dalem Balingkang tergantung pada situasi dan kondisi berdasarkan
hasil peparuman prajuru atau rapat prajuru dan panitia Pura Dalem
Balingkang. Secara umum makiyis
bertujuan untuk menyucikan arca pralingga
Ida Bhatara dalam hal ini arca
pralingga di Pura Dalem Balingkang.
4. Mepada dan Katur Bhakti Piodalan (Puja
Wali)
Katuran Bhakti Piodalan
merupakan puncak dari upacara piodalan
di Pura Dalem Balingkang, yaitu pada Purnama
Kalima yang dilaksanakan pada malam hari. Sebelum melaksanakan upacara bhakti piodalan diawali dengan
melaksanakan upacara Mepada Wewalungan yang bertujuan untuk
menyucikan hewan kurban (Kerbau, Kambing, Babi, Bebek, dan Ayam) dan semua
sarana upakara lainnya. Sealain bertujuan untuk menyucikan sarana upacara, mepada juga bertujuan untuk menyucikan Bhuwana Agung khususnya di areal Pura
Dalem Balingkang. Upacara mepada dilaksanakan
mengelilingi areal pura sebanyak tiga kali searah jarum jam (purwa daksina). Setelah selsai upacara mepada dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban (kerbau ; jro gde) oleh Jro Kubayan Kiwa Desa Sukawana sebagai lambang persembahan hewan
kehadapan Ida Bhatara-Bhatari di Pura Dalem Balingkang.
5. Katur Bakti Pengatep (Penganyar)
Bhakti Penganyar
ini dilaksanakan setiap hari yang ditandai dengan melakukan sembahyang bersama.
Biasanya dilaksanakan pada sore atau malam hari, setelah pragina igel (tari sakral) oleh desa pengempon selsasi melaksanakan ayah-ayahan atau menari.
6. Ida Bhatara Masineb (Ngeluhur)
Setelah semua prosesi upacara di atas terlaksanakan, untuk
mengakhiri prosesi piodalan di Pura
Dalem Balingkang yaitu dengan Nyineb Ida
Bhatara atau mensthanakan Ida Bhatara
pada palinggih-Nya masing-masing. Nyineb
Ida Bhatara juga tidak diperbolehkan pada saat rahina Pasah (:Tri Wara), Soma (:Senin), dan Saniscara
(:Sabtu) yang dilaksanakan pada malam hari.
8. Maprani
Maprani merupakan
upacara penutup dalam rangakaian prosesi piodalan
di Pura Dalem Balingkang. Upacara ini dilaksanakan sehari setelah Ida Bhatara Masineb atau Ngaluhur. Adapun tujuan dari upacara ini
yaitu untuk memohon maaf kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa (Ida Bhatara-Bhatari di Pura Dalem Balingkang) apabila selama pelaksanan prosesi
piodalan ada suatu kesalahan, baik
secara disengaja ataupun tidak disengaja serta untuk memohon waranugraha Ida Bhatara agar kehidupan masyarakat senantiasa tentram dan damai.
info yg sangat menarik.... suksma
ReplyDeletesuksma mewali pak mangku
DeleteMsh ngejer piodalan ring pura dalem belingkang ingih
ReplyDeletenice info sekali kak
ReplyDeletecara membuat member alfamart
Kalau tangkil kesana, berapa bawa banten ya pak.?
ReplyDelete